The Trunk
Jika diamati perubahan topologi yang dihasilkan seperti pada gambar (5), maka terlihat bahwa setiap VLAN membutuhkan satu port untuk terhubung ke router, terlihat bahwa dibutuhkan 3 kabel lagi untuk menghubungkan masing-masing VLAN ke router. Jika ternyata jumlah VLAN bertambah dikemudian hari, maka kabel yang terhubung ke router harus ditambah pula, sesuai dengan jumlah pertambahan VLAN yang terjadi pada switch. Begitu pula dengan router, yang harus menyediakan interface baru lagi jika ternyata switch menambah VLAN. Jika pada switch terdapat 100 VLAN, maka router haruslah menyediakan 100 interface pula, satu interface untuk satu VLAN. Ini terlihat sangat tidak efisien dan membuat teknik VLAN malah memberatkan router dan membuat jaringan bertambah rumit.
Dalam teknik VLAN sebuah port dapat dikonfigurasikan sebagai trunk, sehingga port tersebut dapat dilewati oleh semua VLAN. Jika pada switch tadi dikonfigurasikan sebuah port untuk menjadi trunk, maka hanya dibutuhkan satu kabel saja untuk terhubung ke router, begitu pula dengan router yang cukup menyediakan satu interface untuk digunakan bersama-sama oleh VLAN 10, 20 dan 30 tadi. Jika port 1 sudah digunakan sebagai trunk, maka topologi pada gambar (5) tadi dapat disederhanakan seperti pada gambar berikut ini.
(Gambar 6)
Pada gambar (5), Anda akan menghabiskan 9 (sembilan) port pada switch untuk digunakan oleh 3 (tiga) VLAN, maka dengan hadirnya trunk, Anda cukup menyediakan 7 (tujuh) port pada Switch, 6 (enam) port yang akan digunakan oleh VLAN 10, 20 dan 30 serta sebuah port trunk yang akan digunakan bersama-sama oleh VLAN-VLAN tersebut. Nantinya dapat dikonfigurasikan sehingga hanya VLAN-VLAN tertentu saja yang dapat melewati trunk tersebut. (Ilmujaringan.com)
Nah cukup jelas sekarang apa yang dinamakan VLAN dan kegunaannya, agar mudah memanage jaringan skala besar dan juga lebih irit biaya karena benar benar bisa memanfaatkan resource pada hardware dengan maksimal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar